Desa
- Cerita Pribadi Saat Mengabdi dan Belajar Dari Segi
- May 23, 2017
- 4 min read
Kegiatan yang sangat menarik dan mungkin belum pernah dilakukan oleh mahasiwa semester awal. Kegiatan berkonsepan sosial dan pengabdian terhadap masyarakat di daerah Malang tepatnya di Desa Sumbersari dan Sumberwangi kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Kegiatan ini merupakan tugas dari dosen mata kuliah perekonomian Indonesia, dimana dengan jalannya acara ini, teman teman mahasiswa dapat mempelajari bagaimana perekonomian di desa tersebut lalu bagaimana mengembangkan potensinya. Tidak hanya itu, diharapkan nantinya mahasiswa juga berlaku sebagai ekonom yang bertika sesuai dengan etika dan moral bangsa Indonesia. Banyak sekali pelajaran yang dapat diambil.
Sejatinya pengabdian bukanlah hal yang dilakukan dengan paksaan, bukan dengan karna perintah semata, melainkan dilakukan dengan sukarela dan sepenuh hati menjalankannya dan ikhlas untuk berdedikasi. Hal ini yang menjadikan aku dan teman teman mentambutnya dengan gembira.

Kami berangkat pada hari jumat sore dimana sambil menunggu malam tiba. Setibanya kami di Desa Sumberwangi disambut baik oleh warga, dan anak anak kecil yang gembira berharap akan bermain bersama saat adzan tiba, kami mulai solat berjamaah bersama. Setelah selesai saya langsung kerumah inang saya selama tinggal di desa itu, kami menginap di 11 rumah warga dari 25 rumah yang ada, sedangkan menurut informasi ada 28 kepala keluarga, ada rumah yg diisi lebih dari 1 kepala keluarga.
Rumah yang saya tempati rumah nomor 9, keluarga yang sangat ramah menyambut saya dengan baik. Bapak inang saya hidup bersama istri dan 1 orang anaknya, namanya pak Sophie’I biasanya dipanggil pak pi’i. Profesi Pak pi’I petani kopi, istrinya ibu rumah tangga, anaknya yg paling tua ada sekolah di pesantren dan yg paling muda kelas 6 sd yang baru saja selesai UN.
Saat tiba dirumah, kami kenalan dan cerita cerita sedikit kesibukan kami dan keluarga pa pi’i. Banyak sekali kami bertukar cerita dan sampai isya tiba, kami dipersilahkan makan malam bersama dan wajib untuk makan malam, lauk sayur hasil dari kebun sendiri di belakang rumah. Setelah makan kami ke musholla untuk menjalankan solat isya berjamaah. Setelah solat berjamaah ada perkenalan dan sedikit perbincangan dari ketua RT, kepala kelompok tani dan beberapa masyarakat. Obrolan kami dipimpin oleh dosen dan koordinator kelas. Perbincangan hangat dari kami untuk meminta izin tinggal di desa untuk beberapa hari dan meminta bimbingan untuk belajar apapun tentang desa sumbersari, dengan senang hati warga desa menerima kami. Setelah perbincangan kami kembali kerumah inang masing masing untuk istirahat dan tidur.
Keesokan harinya hari sabtu kami diajak ke kebun milik pa pi’I, kebun harus berada di dalam hutan dengan jarak 1 km dari rumah, melewati jalan yang menanjak dan bebatuan sepanjang jalan. Tapi itu tidak menjadi rintangan karena sepanjang jalan melewati pemandangan alam yang indah. Setelah sampai di kebun pak pi’i aku, Ziyat, dan Raka membantu memotong rumput terlebih dahulu bersama teman dari pak Pi’i juga pak Juned namanya. Kebun yang dibersihkan rencananya akan ditanami bunga bungaan, karena lokasi yang ditanami kata pak pi’i ga cocok kalau kopi, nanti malah rugi karna kalah sama pohon pinus yang tinggi. Kalahnya karena cahaya matahari akan terhalang oleh pohon pinus, akar yang kalah kuat, dan energi yang diserap akan kalah yang dapat mengakibatkan kopi tidak tumbuh dengan baik. Setelah rumput sudah bersih dari tanah yang akan di pola, pak Juned dan pak Pi’i dengan lincahnya memainkan cangkul membuat pola tanah. Kami bertiga memperhatikan dan sesekali saya mencoba dengan cangkul milik pak Juned, ternyata tidak semudah yang kita bayangkan jika bekerja dengan cangkul dan benar benar merepotkan. Sampai siang hari kami memutuskan untuk pulang karna matahari sudah semakin meninggi dan tugaspun hampir selesai, sesampainya kami dirumah inang, kami langsung disuruh makan oleh ibu inang kami, makanan khas yang jarang ditemui di kota kota besar membuat kami lahap memakannya. Sayur lodeh, daun singkong, cabai petik dari kebun, telur khasnya ibu inang wahhhh mantaapppppp!
Setelah kami bertiga makan siang, ada kumpul seluruh peserta kegiatan di musholla untuk mempersiapkan game bersama anak anak di desa. Mengumpulkan anak anak kecil untuk bermain bersama. Game diawali dengan memasukan paku kedalam botol, mengambil dan menaruh karet melalui sedotan membuat tertawa dan membahagiakan mereka, kami sebagai peserta merasa sangat senang dan terharu sekali, begitu jarang kami menemukan anak anak kecil memainkan permainan tradisional yang mempererat persahabatan, dan ternyata kami disini bersama mereka.

Setelah game selesai dan mendapatkan pemenangnya, anak anak antusias langsung membukannya, dan beberapa snack malah dimakan bersama kami yang memberikan permainan itu hahahaha. Dan acara gamepun selesai pada sore hari dan kami bersiap untuk solat magrib dan isya serta syukuran di mushola.

Saat acara syukuran kami potong tumpeng 2 unit yang dimakan bareng peserta dan warga desa dengan canda dan tawa, anak kecilpun juga senang sekali duduk bersama kami ya walaupun uurnya beda jauh. Saat acara selesai kami segera kembali ke rumah inang untuk istirahat.
Hari ketiga, Minggu 21 Mei 2017 pagi pagi kami bersiap siap untuk pulang dan meninggalkan desa. Sebelum meninggalkan desa kami membagikan sedikit apa yang kami punya termasuk kebahagiaan kepada warga sekaigus pamit. Ya, kami membagikan sembako kepada seluruh warga desa. Lagi lagi kegembiraan yang tulus hadir dihadapan kami, kepuasan batin kami akan kebahagiaan semakin berat meninggalkan desa. Tapi apa boleh buat, masih ada tujuan yang harus kami capai yaitu menuntaskan akademik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Setelah membagikan sembako selesai, kami sempat berbincang sedikit sama ibu inang, ternyata pa pi’i sudah berangkat ke kebun di hutan. Kamipun aku, Ziyat, dan Raka harus pamit menemui pak Pi’i sebelum kami pulang. Akhirnya kami menuju ke kebun yang ada di hutan yang jaraknya lumayan jauh untuk berpamit sekaligus berfoto foto.


Setelah itu kami kembali bersama rombongan peserta dan pulang menuju Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Comentários